Cultural fit atau kecocokan budaya, adalah salah satu aspek seorang karyawan dalam memilih tempat kerja.
Tidak hanya karyawan yang melihat aspek kecocokan budaya saat proses rekrutmen. Ada istilah cultural fit di mana perusahaan melihat apakah kandidat memiliki kecocokan dengan budaya perusahaannya.
Namun, apakah cultural fit hanya sekadar kecocokan budaya? Simak penjelasannya di bawah.
Apa Yang Dimaksud Dengan Cultural Fit?
Cultural fit secara mudah dapat dipahami dengan kesesuaian dalam mempekerjakan orang yang cocok dengan budaya organisasi di perusahaan.
Sementara menurut Harvard Business Review, definisi cultural fit adalah kemungkinan seseorang untuk mencerminkan dan mampu beradaptasi dengan keyakinan, sikap, dan perilaku inti yang membentuk organisasi.
Pada proses rekrutmen, beberapa perusahaan mungkin akan memilih seorang karyawan yang memiliki cara kerja, bertindak, berpikir, dan berinteraksi yang sama dengan budaya organisasi perusahaan.
Tujuan cultural fit sendiri adalah agar karyawan bisa mempertahankan budaya atau nilai-nilai yang sudah ada atau mirip dengan perusahaan.
Mengutip dari Culture Amp yang menceritakan sejarah bagaimana ide cultural fit ini muncul:
Banyak perusahaan memahami pentingnya mempekerjakan karyawan sesuai dengan cultural fit.
Berdasarkan artikel dari Business News Daily, terdapat penelitian dari Glassdoor yang menunjukkan bahwa orang-orang yang cocok dengan organisasi atau perusahaan mereka seringkali mengungkapkan kepuasan kerja, keterlibatan karyawan, dan produktivitas yang lebih besar.
Kesesuaian budaya juga dapat berperan dalam retensi karyawan. Karyawan yang cocok dengan budaya perusahaan mereka lebih mungkin bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Setiap organisasi harus berusaha untuk mempertahankan tingkat turnover karyawan yang rendah, karena biaya penggantian karyawan bisa menjadi setengah hingga dua kali gaji tahunan karyawan.
Beda Cultural Fit Dan Cultural Add
Penjelasan sebelumnya terkait cultural fit menerangkan pada intinya adalah mempekerjakan seseorang dengan mempertahankan budaya perusahaan saat ini.
Sementara itu, muncul istilah cultural add yang memiliki pengertian perusahaan yang mempekerjakan seseorang dengan memiliki aspek tertentu dan tidak dimiliki oleh budaya perusahaan saat ini.
Dengan kata lain, perusahaan yang menerapkan cultural add menerima dan mempekerjakan karyawan yang memiliki nilai-nilai yang berbeda ataupun baru dengan budaya perusahaan.
Munculnya ide atau konsep cultural add sendiri dijelaskan pada artikel Rekrutmen Cultural Fit & Cultural Add, Mana Yang Lebih Baik?.
Adanya perdebatan pendapat terkait cultural fit, beberapa praktisi HR mengatakan bahwa apabila patokan dalam rekrutmen hanya memandang bagaimana si kandidat bisa mencocokkan diri dengan perusahaan, itu bisa mengundang disadvantage lain.
Cultural Add memungkinkan sebuah organisasi untuk menerima culture ‘budaya’ yang dibawa oleh karyawan baru ke dalam perusahaan.
Budaya di sini tidak terbatas pada budaya kerja, melainkan cara pikir, value, serta ide-ide yang keluar dari karyawan untuk menambah apa yang sudah ada di perusahaan saat ini.
Lantas apa perbedaan dari cultural fit dan cultural add?
Pada artikel How Important is hiring for cultural fit? di laman Equalture, perbedaan dari culture fit dan culture add bisa didasarkan dari pertanyaan perusahaan dalam merekrut karyawan.
Pertanyaan “Apa yang kurang dari individu (calon karyawan) ini dengan cultural fit perusahaan?” untuk menilai apakah orang tersebut memiliki kesesuaian dengan cultural fit perusahaan.
Sebaliknya, untuk cultural add pertanyaan sebelumnya akan dialihkan menjadi “Apa yang bisa dibawa oleh individu (calon karyawan) ini untuk perusahaan?”
- Fokus mencari orang yang cocok bekerja di lingkungan perusahaan
- Cocok diterapkan di perusahaan yang kuat nilai budaya, visi, misi, dan value
- Terbuka terhadap value baru untuk semakin memperbaiki kualitas kerja
- Cocok diterapkan di perusahaan yang dinamis
Keuntungan Merekrut Karyawan Dengan Cultural Fit
Setelah mengetahui pengertian, tujuan, sejarah, perbedaan mendasar dari cultural fit. Lalu, apa keuntungan yang akan didapatkan perusahaan yang merekrut karyawan dengan konsep cultural fit?
Mengutip dari Equalture yang menyajikan data dari research yang dilakukan Robert Walters Whitepaper berjudul “The Role of Workplace Culture in Recruiting Top Talent”, terdapat 4 keuntungan perusahaan yang merekrut berdasarkan cultural fit yaitu:
Peningkatan Retensi Karyawan
Penelitian menemukan bahwa 81% karyawan yang memiliki cultural fit lebih kecil kemungkinannya untuk keluar perusahaan.
Statistik ini masuk akal karena dengan peningkatan retensi karyawan akan menghemat waktu, sumber daya, dan biaya.
Peningkatan Kepuasan Kerja Karyawan
Karyawan yang menikmati apa yang mereka lakukan, memiliki kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang yang sepemikiran, berbagi etos dan nilai-nilai perusahaan maka mereka akan selalu lebih terlibat dalam pekerjaan.
Oleh karena itu, tidak heran bahwa karyawan yang memiliki cultural fit juga memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik (masing-masing 90% dan 84%).
Rekrut untuk Cultural Fit dan Training untuk Melatih Skill
Banyak orang yang menganut filosofi bahwa perusahaan harus mempekerjakan karyawan untuk cultural fit dan melatih untuk skill atau keterampilan.
Apabila seorang kandidat karyawan dikatakan tidak memiliki skill yang diinginkan perusahaan namun cocok dengan culture tim atau karyawan lainnya, maka kandidat tersebut patut untuk tidak diabaikan.
Penting untuk diingat bahwa peningkatan keterampilan bisa diusahakan dan cultural fit yang baik kemungkinan besar akan menjadi aset jangka panjang perusahaan.
Karyawan Lebih Produktif, Terlibat, dan Bahagia
Pertimbangan lain di luar culture tentu perlu dilakukan selama proses rekrutmen karyawan.
Tetapi pada dasarnya, mempekerjakan karyawan yang diyakini akan terintegrasi baik dengan tim atau karyawan lain dan memahami nilai-nilai perusahaan Anda akan menghasilkan keuntungan besar.
Berdasarkan data penelitian, nilai kepuasan kerja 90% lebih besar, kinerja kerja meningkat 84%, kemungkinan keluar 81% lebih kecil , dan 78% meningkatkan rasa hormat terhadap perusahaan.
Cara Efektif Merekrut Dengan Cultural Fit
HR perusahaan bisa saja sulit dalam menentukan kandidat karyawan yang sesuai dengan budaya perusahaan apabila tidak memiliki proses rekrutmen yang tepat.
Ada beberapa cara menurut Business News Daily perlu diperhatikan saat merekrut karyawan agar sesuai dengan cultural fit perusahaan, antara lain:
Menentukan Budaya Perusahaan Anda
Untuk melakukan perekrutan karyawan dengan cultural fit, hal dasar yang perlu dilakukan adalah dengan mendefinisikan budaya perusahaan Anda. Anda harus dapat menjabarkan nilai, norma, dan praktik apa yang mendefinisikan perusahaan Anda.
Menyampaikan Budaya Perusahaan dalam Proses Perekrutan
Setelah budaya perusahaan ditentukan, maka perlu diungkapkan dengan jelas dalam proses perekrutan karyawan. Iklan pekerjaan perusahaan Anda pun harus mencerminkan budaya dan core value perusahaan.
Melatih HR Perusahaan tentang Tata Cara Mendiskusikan Budaya Perusahaan dengan Pelamar
Setiap HR perusahaan yang terlibat dalam proses wawancara calon karyawan harus memiliki pemahaman yang baik tentang budaya bisnis perusahaan dan menjadikannya latar belakang selama proses perekrutan. Dengan demikian, HR bisa diberikan pelatihan terkait cara berhasil mendiskusikan budaya perusahaan.
Memberikan Kandidat Karyawan Gambaran yang Mendalam tentang Budaya Perusahaan
Cara lain untuk berhasil mendiskusikan budaya perusahaan dengan kandidat karyawan adalah dengan melihat budaya perusahaan secara real time.
Anda bisa menunjukkan pada mereka pekerjaan seperti apa yang sebenarnya terjadi. Contohnya dengan membawa kandidat karyawan melihat secara langsung tempat kerja dan bagaimana karyawan-karyawan perusahaan Anda bekerja.
Faktor DEI dalam Proses Rekrutmen
Saat merekrut dengan cultural fit, penting juga bagi perusahaan untuk mempertimbangkan diversity, equity, and inclusion (DEI) atau keragaman, kesetaraan, dan inklusi.
Menciptakan budaya perusahaan yang memiliki keragaman dan inklusi tempat kerja akan bermanfaat bagi Anda dan karyawan.
Kemudian mengembangkan strategi rekrutmen inklusif bisa memberikan kesempatan yang sama kepada setiap kandidat.
Penutup
Artikel ini menjelaskan konsep cultural fit yang bisa menunjang proses rekrutmen karyawan dengan tujuan mempertahankan value perusahaan pun juga dengan retensi karyawan.
Disamping cultural fit disinggung pula sedikit mengenai cultural add yang seringkali keduanya disandingkan. Perusahaan tidak harus memilih salah satu antara kedua konsep tersebut karena keduanya memiliki kelebihannya masing-masing.
Namun, yang perlu diketahui oleh Anda adalah memahami konsepnya sehingga bisa menjadikannya sebagai dasar perusahaan dalam mempelajari hingga bertindak untuk melakukan proses rekrutmen karyawan yang tepat.
Comment