The Internship (2013) memperlihatkan bahwa Google sangat royal kepada karyawan.
Film yang dibintangi oleh Billy (Vince Vaughn) dan Nick (Owen Wilson) sebagai karyawan magang Google memperlihatkan bahwa semua karyawan dapat menikmati fasilitas perusahaan. Mulai dari menikmati kudapan, minuman, makan siang, transportasi dari dan ke tempat kerja, nap pods, dan masih banyak lagi. Bahkan Billy makan makanan yang ia sukai sepuasnya.
Itu tak hanya scene di film. Dalam kenyataannya, Google mempunyai beragam fasilitas makan siang dan/atau tunjangan free food untuk karyawannya. Meski selama pandemi, fasilitas ini mengalami perubahan.
Apple, Facebook, dan Microsoft pun melakukannya. Langkah perusahaan raksasa teknologi tersebut banyak diikuti oleh perusahaan lain dalam memberikan makan siang dan kudapan gratis.
Bahkan beberapa perusahaan besar di London, Inggris, menyediakan makan siang bagi karyawannya. Hal tersebut sebagai upaya mendorong mereka kembali bekerja ke kantor di tengah pandemi.
Fasilitas Makan Siang Bagi Karyawan
Makan siang sebagai insentif
Setelah kasus COVID-19 berkurang, sebagian besar perusahaan blue chip dan sektor publik di London mendorong para karyawan mereka untuk kembali bekerja dari kantor.
Upaya mereka dalam menarik karyawannya agar semangat bekerja adalah memberikan insentif. Salah satunya yang dilakukan oleh Goldman Sachs.
Perusahaan perbankan investasi memiliki insentif bagi semua karyawannya berupa membuat kantin sarapan dan makan siang gratis serta membuka taman rooftop untuk menikmati istirahat siang.
Knight Frank, perusahaan agen properti, telah menyelenggarakan serangkaian acara barbekyu di rooftop kantor, dan VCCP, perusahaan periklanan, menyajikan sarapan dengan barista selama dua minggu untuk menyambut karyawan kembali.
Fasilitas makan siang di Indonesia
Pemberian makan siang dari perusahaan kepada karyawan tak diatur secara spesifik oleh pemerintah. Setidaknya hal itu tercantum pada Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13/2013.
Pasal 35 Ayat (3) menyatakan bahwa pemberi kerja (perusahaan) dalam mempekerjakan tenaga kerja wajib memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja.
Pasal 76 Ayat (3) menuliskan bahwa pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib (a) memberikan makanan dan minuman bergizi dan (b) menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
Pasal 86 Ayat (2) menyebutkan, untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Di UU Keselamatan Kerja Nomor 01/1970 –yang menyinggung kesehatan kerja– tidak menyebutkan mengenai pemberian makan siang untuk pekerja.
Dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor SE-07/Men/1990 tentang Pengelompokan Komponen Upah dan Pendapatan Non Upah, disebutkan bahwa fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata/natura yang diberikan perusahaan oleh karena hal-hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, seperti fasilitas kendaraan (antar jemput pekerja atau lainnya); pemberian makan secara cuma-cuma; sarana ibadah; tempat penitipan bayi; koperasi; kantin; dan lain-lain.
Berdasarkan UU maupun surat edaran di atas, tak ada kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan makan siang dan/atau free food kepada karyawan. Kecuali yang berkenaan dengan Pasal 76 UU Ketenagakerjaan.
Skema Pemberian Makan Siang
Di Indonesia, setidaknya ada empat skema pemberian makan siang yang dilakukan oleh perusahaan untuk karyawannya.
Prasmanan
Sebelum pandemi, tak sedikit perusahaan yang memberikan makan siang dengan sistem prasmanan. Buffet atau prasmanan merupakan cara menghidangkan makanan di baki chafing dish, lalu baki diletakkan di meja panjang, sehingga pengunjung (karyawan) dapat mengambil dan memilih hidangan sesuai selera.
Nasi kotak
Paket rice box alias nasi kotak sangat populer di Indonesia. Paket ini sering digunakan untuk kegiatan kantor hingga acara keluarga. Karena cukup ringkas dalam memenuhi konsumsi tamu.
“Selama pandemi, perusahaan kasih nasi box. Jadi kita enggak perlu bingung kalau makan siang. Tapi kalau bosan, kita boleh makan di luar,” ujar Aldita Putri, pekerja kreatif di perusahaan e-commerce kepada HR Note, Senin (01/11/2021).
Voucer
Ada pula perusahaan yang memberikan voucer makan siang. Voucer tersebut memiliki nilai tertentu dan dapat ditukarkan ke kedai atau kantin yang menjadi mitra perusahaan. Skema ini mirip seperti pemberian subsidi atau diskon makan siang.
Jika karyawan memesan makanan melebihi nilai voucer, maka ia harus membayar kelebihannya.
Misalnya, nilai voucer Rp30 ribu, total pesanan karyawan Rp40 ribu. Maka ia harus membayar Rp10 ribu. Namun bila pesanan di bawah Rp30 ribu, kantin tak bisa mengembalikan kekurangannya.
Uang
Skema terakhir adalah berbentuk uang atau tunjangan uang makan. Uang makan ini diberikan saat kehadiran karyawan terekam oleh HR, lalu total uang makan akan diberikan pada bulan selanjutnya. Misal karyawan melakukan finger print ketika datang dan pulang.
“Kalau saya, sih, mendingan dikasih uang makan aja. Soalnya kita bisa nentuin makanannya sendiri. Kalau disediakan prasmanan, kadang enggak selera.
Ujung-ujungnya beli makan sendiri,” kata Yanuar Gultom, desainer grafis, yang bekerja di media daring.
Keuntungan Perusahaan Menyediakan Makan Siang Bagi Karyawan
Menyediakan makan siang karyawan merupakan tindakan opsional. Ada perusahaan yang memberikan fasilitas air (panas dan dingin), kopi, dan teh. Ada juga yang menyediakan kudapan pagi, makan siang, dan minuman. Namun apa saja keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dengan tindakan tersebut?
Mengurangi makan siang di luar
Biasanya, karyawan memanfaatkan waktu makan siang untuk ke luar. Mulai dari yang terdekat ke kantin, rumah makan sekitar kantor, atau pusat belanja yang jaraknya lebih dari dua kilometer.
Sebenarnya, tak masalah kemanapun mereka pergi makan siang. Yang menjadi masalah adalah mereka datang terlambat kembali ke kantor. Hal itu akan mengganggu produktivitas kerja. Pemberian makan siang adalah cara mengurangi karyawan pergi ke luar.
Meningkatkan produktivitas dan kreativitas
Keuntungan menyediakan makan siang berikutnya adalah meningkatkan produktivitas dan kreativitas karyawan. Kenapa demikian?
Istirahat adalah cara untuk memperoleh energi dan menyegarkan pikiran setelah berkutat dengan berbagai proyek kerja. Ketika istirahat makan siang, seorang karyawan akan bertemu rekan kerja lain divisi, penjual makanan, atau berkomunikasi dengan orang lain.
Kondisi tersebut memberikannya perspektif atau pengetahuan baru. Hal itu bisa ia aplikasikan dalam pekerjaan, seperti membuat ide untuk kampanye pemasaran atau insight untuk solusi proyek selanjutnya.
Mengenal rekan kerja & mendorong kolaborasi
Makan siang bersama di lingkungan kantor mendorong karyawan untuk saling mengenal rekan kerja dari divisi lain. Mereka bisa bertukar cerita atau pengalaman, sehingga hal itu mengurangi stres kerja.
Bukan tak mungkin, antara mereka melakukan kolaborasi dan membangun tim yang solid. Misal divisi marketing dan divisi HR berkolaborasi mengadakan webinar dalam rangka employer branding.
Meningkatkan retensi dan moral karyawan
Sekotak makan siang merupakan upaya perusahaan menghargai jerih payah karyawannya. Karyawan yang diperlakukan seperti itu cenderung loyal, menghargai rekan kerjanya, dan jika mereka cerita pengalamannya di media sosial, reputasi perusahaan pun akan positif. Alhasil perusahaan pun berhasil meningkatkan retensi serta moral karyawannya.
Menciptakan kebiasaan sehat
HR dapat menciptakan kebiasaan sehat di lingkungan kerja dengan mendorong karyawan menikmati waktu istirahat sambil mencecap makan siang yang telah disediakan. Dampak jika mereka teratur melakukannya, antara lain pekerjaan selesai tepat waktu, pulang kerja sesuai jadwal, memiliki work-life balance, dan target perusahaan pun terpenuhi.
Poin yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Makan Siang
Meski pemberian makan siang memiliki beragam keuntungan. Namun upaya tersebut tak lepas dari kontroversi. Sebelum Anda menyediakan makan siang kepada karyawan, ada tiga poin yang harus diperhatikan, yakni:
Biaya
Semakin banyak karyawan akan semakin besar biaya makan siang yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Sah-sah saja kalau perusahaan memiliki bujet. Jika tidak, hal itu hanya membebani keuangan perusahaan.
Kesehatan
Pada umumnya, perusahaan mempercayakan paket makan siang kepada vendor.
Ketika perusahaan menginginkan menu makan siang yang sehat dan enak, sebaiknya Anda menyurvei lokasi dan tanyakan hal-hal detail kepada vendor. Mulai dari bahan baku, kebersihan dapur, cara dan peralatan memasak, kru pemasak, daftar menu harian, kondisi kemasan, total kalori, dan lainnya.
Jika Anda tidak memperhatikan menu, vendor akan menyajikan makanan tinggi kalori dan berlemak. Tentu saja, makanan tersebut tidak bagus untuk kesehatan karyawan jangka panjang.
Makanan terbuang
Hal yang sering dijumpai ketika memberikan nasi kotak adalah makanan tersebut tidak tersentuh. Karena karyawan bosan dengan lauk-pauk atau rasa makanannya tidak sesuai dengan selera makan mereka.
Alhasil mereka tidak mengambil jatahnya dan lebih memilih makan siang di luar. Akhirnya, nasi tersebut berakhir di tempat pembuangan.
Penutup
Memberikan makan siang atau tidak merupakan hak setiap perusahaan. Ada yang memberikannya dengan skema tertentu, ada pula yang tidak. Namun ini bukan salah atau benar.
Tak masalah jika perusahaan tidak menyediakan makan siang. Karena perusahaan tidak bisa memenuhi selera sekaligus menyajikan makanan sehat dan lezat kepada karyawan nya.
Namun pastikan perusahaan memberikan hak karyawan, seperti gaji, waktu kerja, cuti, hingga kesehatan dan keselamatan kerja sesuai UU Ketenagakerjaan.
Comment