5 Kiat Retensi Karyawan Berkinerja Tinggi | | HRPODS

5 Kiat Retensi Karyawan Berkinerja Tinggi

karyawan berkinerja tinggi

Karyawan berkinerja tinggi menjadi incaran banyak perusahaan. 

Bahkan, di tengah talent war, perusahaan berani menawarkan beragam kompensasi dan benefits demi memiliki karyawan berkinerja tinggi. Karena kehadirannya dapat mendongkrak produktivitas perusahaan.

Kehilangan karyawan seperti itu dapat merugikan perusahaan. Berdasarkan Gallup, mencari pengganti karyawan berkinerja tinggi membebani perusahaan setengah hingga dua kali gaji tahunan yang bersangkutan.

Jika tidak ingin kehilangan karyawan berkinerja tinggi, lebih baik perusahaan memprioritaskan program retensi karyawan yang efektif.

Apa Yang Dimaksud Dengan Karyawan Berkinerja Tinggi?

Menurut Jennifer Herrity, pelatih karier, menuliskan karyawan berkinerja tinggi merupakan seseorang yang mampu menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan di tempat kerja.

Karyawan tipe ini kerap mengambil inisiatif dan fokus pada peningkatan perilakunya. Selain itu, ia bertanggung jawab, terampil, serta menyelesaikan tugas dengan baik.

Dampaknya, rekan kerja akan mendapatkan manfaat dari tindakan yang bersangkutan. Perusahaan pun demikian, mereka mengandalkan karyawan tersebut untuk menularkan keterampilan ke anggota tim lain, sehingga perusahaan bisa meningkatkan produktivitas.

Karyawan berkinerja tinggi adalah aset perusahaan. Jika mereka mengundurkan diri, maka perusahaan tak hanya kehilangan karyawan terbaik.

Perusahaan juga kehilangan pemecah masalah yang dapat diandalkan, customer relationship dan jenama, merusak moral tim, serta menambah biaya perekrutan.

Karakteristik Karyawan Berkinerja Tinggi

Sebagai HR, Anda perlu mengenali karyawan berkinerja tinggi. 

Pengenalan ini memudahkan tim HR dan manajer untuk memahami kebutuhan karyawan sekaligus cara kerjanya. Beberapa karakteristik yang terkadang tidak mudah dikenali.

1) Fokus terhadap tujuan

Karakteristik ini sering kali tidak terlihat secara gamblang, kecuali Anda melakukan one-on-one meeting. Tak masalah, jika Anda mengadakan sesi ini secara berkala untuk mengetahui tujuan kariernya.

Karyawan berkinerja tinggi memfokuskan waktu dan energi pada tujuan. Ia memulai setiap hari dan minggu dengan menilai aspirasi personal maupun profesionalnya. Setelah itu, ia menyelaraskan aspirasi dengan budaya perusahaan.

Ketika harus memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan tugas, ia menganalisis bagaimana dampak keputusan itu terhadap kinerja dan perusahaan.

2) Bersikap positif

Karyawan berkinerja tinggi akan bersikap positif ketika berinteraksi dengan orang lain. Baik bersikap dengan rekan kerja, manajer, pemimpin, hingga menghadapi berbagai situasi dan masalah.

Ketika diberi tugas yang menantang, ia fokus pada apa yang perlu dilakukan serta menularkan kepositifan kepada rekan kerjanya agar tim bekerja dengan baik. Tak lupa, ia akan mengatakan maaf, tolong, permisi, dan terima kasih.

3) Usaha konsisten

Seseorang yang berusaha dengan konsisten dan melakukan secara teratur dapat menghasilkan kinerja terbaik. Perilaku itu menunjukkan bahwa dirinya dapat diandalkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

4) Skill set mumpuni

Karakteristik karyawan berkinerja terbaik berikutnya adalah memiliki skill set mumpuni. Artinya, ia mempunyai keterampilan teknis dan interpersonal sangat cakap.

Skill set ini dapat terlihat saat mereka memecahkan masalah atau mengeksekusi tugas, fleksibel menghadapi situasi serta individu yang berbeda, hingga mampu bekerja dengan baik di bawah tekanan.

5) Terima kritik konstruktif

Harus diakui bahwa terdapat orang-orang yang antikritik. Namun, karyawan berkinerja terbaik sangat terbuka terhadap kritik konstruktif dari atasan serta rekan kerja.

Individu seperti itu akan menyadari bahwa kritik adalah investasi dalam kesuksesan. Ia akan menggunakannya sebagai sarana memperbaiki diri.

Bahkan ia tidak ragu untuk meminta kritik dan berdiskusi lebih lanjut. Lalu, ia akan mempunyai rencana proaktif untuk menindaklanjuti perubahan.

6) Pertumbuhan profesional

Karyawan berkinerja terbaik menginginkan pertumbuhan profesional. Sebut saja pendidikan berkelanjutan, pelatihan berbasis keterampilan, tanggung jawab tambahan, dan mencari tantangan baru. 

Ia akan sangat berterima kasih kepada pemimpin yang memberikannya keterampilan dan kompetensi, sehingga kinerjanya bisa lebih baik lagi. 

Pertumbuhan profesional yang bisa Anda berikan antara lain mentoring, coaching, lokakarya, pelatihan, mengikuti webinar, hingga bergabung dalam komunitas yang terkait industri atau perannya.

7) Menghargai orang lain

Idealnya, karyawan berkinerja tinggi bukanlah individu yang sombong. Ia justru menghargai orang lain terlepas dari jabatan atau status sosial. 

Hal-hal kecil yang akan ia lakukan saat bertemu rekan kerja hingga stakeholder, seperti:

  • Menyapa semua orang yang berada di kantor dengan penuh perhatian dan tersenyum.
  • Mendengarkan lawan bicara dengan baik dan merespons jika diperlukan.
  • Menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam berdiskusi.

8) Bertindak seperti pemimpin

Perhatikan karyawan berkinerja tinggi. Biasanya, ia memiliki sikap kepemimpinan di tempat kerja meskipun ia bukan team leader maupun manajer.

Namun, ia mampu menggunakan keterampilan dan pengalamannya dalam membimbing rekan kerja agar bisa bekerja secara optimal. Ia juga senang membantu dan mencontohkan bagaimana mengelola proyek ke anggota tim.

Sebagai tim HR, Anda dapat mempertimbangkan karyawan tersebut untuk menjadi buddy karyawan baru atau mentor untuk karyawan yang baru saja menempati divisi baru dan membutuhkan keterampilan tambahan.

9) Memenuhi work-life balance

Siapa yang tak menginginkan work-life balance? Keseimbangan urusan pekerjaan dan kehidupan pribadi yang sehat adalah prioritas individu.

Karyawan berkinerja tinggi akan berupaya memenuhi work-life balance. Caranya, konsisten dalam bekerja dan meluangkan waktu untuk diri sendiri, seperti berlibur atau berkutat dengan hobi.

Individu seperti ini percaya bahwa membangun rutinitas akan menghasilkan kinerja yang berkelanjutan.

Kiat Meretensi Karyawan Berkinerja Tinggi

karyawan berkinerja tinggi

Jangan sia-siakan karyawan berkinerja tinggi. Pasalnya, jika ia pindah ke tempat lain, perusahaan Anda akan rugi.

Bukan rugi karena pendapatan berkurang–meski mungkin saja–, tetapi perusahaan akan terbebani biaya perekrutan untuk mendapatkan karyawan baru dengan kinerja yang sama.

Hal itu sangat bisa Anda hindari. Anda dan tim dapat melakukan upaya retensi untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mempertahankan  moral karyawan secara keseluruhan.

#1 Kembangkan budaya yang ramah dan menarik

Seharusnya, perusahaan menjadi yang membuat karyawan merasa aman, dihargai, dan dihormati. Dengan begitu, Anda dapat memberdayakan pemikiran karyawan yang out of the box, mendorong kolaborasi, dan menemukan tujuan dalam pekerjaan.

Untuk menciptakan hal itu, Anda perlu mengembangkan budaya yang ramah dan menarik. Langkah-langkah yang bisa Anda dan tim lakukan:

  • Berkomunikasi aktif dengan karyawan untuk mengetahui apa yang mereka kerjakan dan kendala yang mereka jumpai.
  • Pastikan setiap karyawan memiliki alat dan sumber daya untuk mendukung kinerja secara efektif.
  • Miliki mekanisme employee recognition dan mendorong manajer untuk melakukannya.
  • Prioritaskan employee experience, seperti menawarkan work hub dan mengadakan kegiatan perusahaan secara teratur.
  • Sediakan pusat umpan balik untuk mendorong seluruh tim berdiskusi dan berinteraksi.

#2 Buat program onboarding yang efektif

Tim HR pasti sudah tahu bagaimana membuat onboarding karyawan baru

Namun, apakah program tersebut engaging dan efektif? Karena onboarding yang tidak memenuhi harapan karyawan akan menurunkan produktivitas.

Maka, tim HR perlu membuat program onboarding dengan melibatkan karyawan baru sejak awal. Mulai dari memeriksa keterlibatannya, membuat buku pegangan karyawan digital, mengenalkan fitur HRIS untuk mengakses nomor telepon rekan kerja, hingga memberikan akses management tools.

Setelah program, karyawan lebih mengenal budaya dan nilai perusahaan, memahami peran di tempat kerja, serta semakin engage dengan rekan kerja.

#3 Investasi pada employee development

Retensi karyawan tak lepas dari employee development. Tanpa jalur karier karyawan yang jelas, mereka akan meninggalkan perusahaan. 

Penelitian Cengage Group menunjukkan sebanyak 83 persen karyawan resign karena mereka tidak lagi merasa tumbuh di posisi mereka.

Untuk mempertahankan karyawan berkinerja tinggi, tim HR perlu karyawan berinvestasi pada pelatihan dan pengembangan profesional. Hal tersebut dapat:

  • Memberikan peluang karyawan untuk tumbuh.
  • Memiliki akses mudah dalam employee development.
  • Menawarkan peluang pelatihan dan pengembangan karyawan.
  • Menghargai kinerja karyawan dan memotivasi mereka untuk tetap bekerja di perusahaan.

#4 Komunikasikan tujuan perusahaan dengan jelas dan terbuka

Komunikasi yang efektif sangat penting di setiap perusahaan. Sayangnya, masalah komunikasi selalu ada dan terkadang tidak diselesaikan secara tuntas.

Tim HR perlu menyadari dampak komunikasi bisa merembet ke mana-mana, termasuk memengaruhi produktivitas karyawan.

Maka, tim wajib memiliki strategi komunikasi untuk mengomunikasikan tujuan perusahaan dengan jelas dan terbuka kepada karyawan.

Caranya, memahami dan mendengarkan karyawan, mengetahui jenis dan platform penyampaian pesan, serta menyesuaikannya dengan budaya perusahaan. 

Misalnya, tim HR menggunakan aplikasi business chat untuk menciptakan jalur komunikasi terbuka antara karyawan WFH dan WFO serta atasan dan karyawan.

#5 Miliki keseriusan work-life balance 

Ketidakpastian kondisi beberapa tahun ini membuat para pekerja mengevaluasi kembali apa yang penting bagi mereka.

Mereka semakin menyadari poin penting dalam work-life balance. Hal itu mendukung mereka berkinerja lebih baik lagi sekaligus memiliki kehidupan personal yang sehat.

Maka, mereka mencari fleksibilitas dan fasilitas yang berkontribusi pada kualitas hidup secara keseluruhan. 

Perusahaan dapat merespons kebutuhan itu dengan menerapkan work-life balance secara serius. Anda dapat menerapkan:

  • Menawarkan fleksibilitas kerja, seperti WFO, WFH, atau pemotongan durasi kerja.
  • Mendorong karyawan untuk menggunakan cuti untuk berlibur.
  • Memiliki sistem yang memelihara kesehatan fisik dan mental karyawan.
  • Memberikan upah lembur bagi karyawan yang bekerja di luar jam kerja yang telah ditentukan.

Penutup

Mempertahankan karyawan berkinerja tinggi adalah hal wajib guna mendukung tujuan perusahaan. Upaya tersebut perlu diiringi dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh karyawan untuk berkembang.

Comment