Rasio Turnover Karyawan Tinggi, HRD Harus Bagaimana? | | HRPODS

Rasio Turnover Karyawan Tinggi, HRD Harus Bagaimana?

Turnover kini lumrah dibahas dalam perbincangan para pencari kerja di media sosial. Sejalan dengan meningkatnya pemahaman tentangnya, pencari kerja mulai menjadikan turnover karyawan sebagai salah satu bahan pertimbangan saat memilih perusahaan.

Tidak peduli seberapa besar gembar-gembor karier menjanjikan di suatu perusahaan, jika turnover karyawan kelewat tinggi, pencari kerja pasti berpikir berulang kali sebelum menerima tawaran dari perusahaan tersebut.

Mengapa?

Tingkat turnover tinggi biasanya dibahas dengan konotasi negatif. Para pencari kerja akan langsung membuat kesimpulan, bahwa jika turnover tinggi, boleh jadi ada yang tidak beres dengan manajemen di perusahaan tersebut.

Oleh karena itu, turnover tinggi yang tidak sehat adalah momok bagi para HR staff. Sebab secara tidak langsung, pada kasus tertentu turnover karyawan memang mengindikasikan tata manajemen perusahaan yang buruk.

Apa Itu Rasio Turnover Karyawan?

Secara umum, rasio turnover karyawan sederhananya adalah persentase jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Turnover karyawan yang tinggi, berarti ada banyak karyawan yang mengundurkan diri dalam kurun waktu tertentu.

Meskipun sering diperbincangkan dengan konotasi negatif, turnover karyawan tinggi tak berarti perusahaan sudah pasti bermasalah.

Bisa saja jenis industri perusahaan itu memang mengandalkan tenaga kerja paruh waktu dari kalangan mahasiswa yang seringkali berganti dalam waktu cepat.

Oleh karena itu, ketika berbicara ihwal turnover karaywan, Anda mesti melihatnya secara kontekstual. Berdasarkan jenis industri atau kondisi terkini perusahaan yang bersangkutan.

Contohnya, jika turnover karyawan tinggi lantaran perusahaan memberhentikan banyak karyawan yang terbukti underperformed. Justru itu menandakan perusahaan gesit berbenah untuk mempertahankan performa perusahaan.

Lain cerita jika turnover tinggi dikarenakan banyak pekerja level upper manajemen meninggalkan perusahaan. Atau turnover tinggi di kalangan staff associate atau entry level staff, pencari kerja akan bertanya-tanya mengapa banyak karyawan keluar masuk begitu cepat di perusahaan itu.

Turnover ada dua jenis, yaitu:

  • Voluntary turnover

Artinya, karyawan mengundurkan diri secara sukarela atas keinginan sendiri. Keputusan ini disebabkan oleh banyak pertimbangan. Bisa jadi karena karyawan merasa tidak ada peluang untuk jenjang karier yang lebih tinggi, bisa juga karena alasan pribadi lainnya.

  • Involuntary turnover

Artinya ketika perusahaan memberhentikan kontrak kerja dengan karyawan karena beberapa pertimbangan. Umumnya karena performa yang tidak mencapai standar, atau karena perilaku karyawan yang berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan lain.

Penting bagi perusahaan, khususnya divisi human resource, untuk memahami betul apa alasan pengunduran diri karyawan.

Sebab, jika alasannya berkaitan dengan ketidakpuasan karyawan, akan ada poin yang bisa Anda catat sebagai bahan evaluasi manajemen.

Berikut ini adalah beberapa alasan yang umum dilontarkan karyawan saat mengajukan pengunduran diri:

  • Tawaran perusahaan lain lebih kompetitif
  • Tidak ada ruang untuk jenjang karier yang lebih tinggi di perusahaan saat ini
  • Ketidakpuasan terhadap pimpinan/manajemen
  • Burnout, lelah secara psikis.
  • Lingkungan kerja yang tidak lagi nyaman
  • Ada kepentingan keluarga
  • Work and life balance yang tidak memuaskan

turnover karyawan yang tinggi tidak cuma mempengaruhi brand image perusahaan di kalangan pencari kerja, namun juga mempengaruhi tingkat kerugian yang diemban. Perusahaan bisa merugi secara finansial.

Mengapa?

Mengganti karyawan tidaklah murah. Ada biaya yang mesti dikeluarkan untuk menggantikan personil lama dengan kandidat baru. Ada proses rekrutmen yang membutuhkan biaya, sebab tak jarang perusahaan menggunakan pihak ketiga untuk tahapan seleksi psikotes dan tes lainnya.

Belum lagi jika karyawan baru tersebut belum berpengalaman dan membutuhkan training intensif untuk siap bekerja menggantikan karyawan lama. Pelatihan yang berkualitas tentu membutuhkan biaya per kepala yang tidak murah.

Pelatihan itu pun tidak menjamin kinerja karyawan baru itu bakal mampu setidaknya menyamai kinerja karyawan lama.

Baca tentang alasan resign di sini: 10 Alasan Karyawan Resign dan Cara Mencegahnya

Fakta Seputar Retensi & Turnover Karyawan

kepuasan kerja

Sederhananya, retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya.

Ada banyak hal penting dan menarik seputar retensi karyawan yang patut Anda ingat.

1. Tingkat retensi karyawan di perusahaan startup Indonesia cukup tinggi

Dua startup besar melaporkan tingkat retensi hingga 25% tiap tahunnya, namun angka ini masih dianggap normal. Sebab karyawan memang akan selalu mencari peluang untuk pengembangan karier.

2. Sebanyak 63% profesional teknologi mengantisipasi peluang baru

Pada 2021, laporan Michael Page Indonesia menyebutkan bahwa 63% karyawan profesional teknologi siap mencari peluang karir baru, sedang sisanya terbuka menerima peluang yang tersedia.

3. Menghargai karyawan adalah upaya retensi terbaik

Karyawan yang merasa dihargai akan menetap. Ruang untuk pengembangan karir juga akan memotivasi karyawan untuk terus bekerja di perusahaan Anda.

4. Training membuat karyawan menetap

Ketersediaan peluang untuk upskill melalui training-training memotivasi karyawan untuk tetap bekerja dengan perusahaan Anda.

Laporan LinkedIn menyebutkan bahwa 94% karyawan mengaku jika perusahaan membantu mereka mengasah keterampilan, besar kemungkinan mereka akan bertahan lama di perusahaan.

5. Komunikasi yang baik berdampak positif pada retensi karyawan

Keterbukaan dan jalinan komunikasi dua arah yang sehat antara manajer dan karyawan berpengaruh pada retensi karyawan.

6. Biaya menggantikan karyawan adalah 33% dari gajinya

Biaya ini dihitung mulai dari pemasangan iklan di platform pihak ketiga, biaya biro psikologi yang menangani tes, proses skrining, interview, dan hiring.

7. Biaya menggantikan karyawan entry level lebih mahal lagi

Perusahaan harus mengeluarkan dana 50% dari gaji karyawan entry level untuk menggantikan mereka yang mengundurkan diri.

8. turnover karyawan tinggi dalam enam bulan, perusahaan mesti evaluasi

Jika banyak karyawan mengundurkan diri dalam enam bulan, perusahaan harus mencari persoalan yang memicu pengunduran diri di kalangan karyawannya.

Dampak Turnover Tinggi Pada Bisnis

turnover karyawan yang tinggi jelas berpengaruh buruk pada bisnis. Apalagi jika perusahaan bergerak di bidang industri yang memiliki pergerakan yang cepat.

Mengurus kepergian karyawan memakan waktu dan tenaga. Bukan hanya divisi human resource yang mesti pusing memikirkan kekosongan posisi. Karyawan lain pun mesti mengatur ulang alur kerja mereka dalam tim.

Kemudian ketika karyawan baru mulai aktif bekerja, masih dibutuhkan waktu untuk beradaptasi hingga akhirnya ia mampu menunjukkan performa yang memuaskan. Lagi-lagi, ada waktu terbuang yang mestinya bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih produktif.

Turnover yang tinggi juga berpotensi menurunkan kualitas pelayanan dan produk. Produktifitas juga berpotensi menurun jika banyak karyawan terus menerus berganti dalam waktu waktu dekat. Kerja dalam tim tidak akan maksimal.

Jika produktivitas menurun, kualitas layanan dan produk juga menurun. Pada akhirnya, perolehan keuntungan perusahaan pun dapat berpotensi menurun pula. Apalagi jika ditambah dengan biaya yang mesti dikeluarkan untuk mengganti karyawan.

Cara Menghitung turnover karyawan

Umumnya, perusahaan menghitung turnover karyawan dalam hitungan tahun.

Anda akan membutuhkan tiga angka untuk menghitungnya secara tahunan. Yakni jumlah karyawan aktif pada permulaan (B), jumlah karyawan pada akhir periode yang hendak dihitung (E), dan jumlah karyawan yang mengundurkan diri pada periode tersebut (L).

Tambahkan angka (B) dan (E), lalu bagilah dua. Anda akan mendapatkan jumlah rata-rata karyawan. Kemudian tarik angka (L) untuk dibagi dengan angka rerata tersebut untuk dikalikan 100. Hasilnya adalah angka turnover karyawan perusahaan Anda.

Penutup

Mempertahankan karyawan untuk tetap ‘setia’ bekerja di perusahaan Anda bukan pekerjaan yang mudah.

Salah satu cara paling ampuh agar karyawan betah adalah membangun lingkungan kerja yang sehat dan kondusif, menjaga komunikasi baik antara manajemen dengan karyawan.

Perusahaan yang memiliki turnover karyawan tinggi dalam waktu singkat perlu waspada dan serius berbenah diri untuk mencegah kerugian jangka panjang. Saran dan masukan perlu diterima dengan terbuka dan dievaluasi.

Comment