Organizational Leadership: Arti, Penerapan, dan Manfaat | | HRPODS

Organizational Leadership: Arti, Penerapan, dan Manfaat

Pejabat negara, CEO perusahaan, kepala divisi, politikus, hingga pelatih tim merupakan bagian dari organizational leadership.

Namun memiliki posisi sebagai pemimpin tidaklah cukup untuk mengembangkan sebuah organisasi. Para pemimpin juga harus mampu mengembangkan keterampilan dan kemampuan kepemimpinan yang relevan dalam organisasi.

Kepemimpinan merupakan sifat tertanam pada diri seseorang, tetapi juga bisa dipelajari oleh semua orang. Seseorang dengan jiwa kepemimpinan yang kuat dan efektif sangat dibutuhkan oleh organisasi. Sedangkan organizational leadership berhubungan dengan manusia dan tindakannya.

Pada dasarnya, tak hanya seorang pemimpin yang harus mempelajari metode hal ini. Semua orang berhak mempelajarinya. Karena setiap individu memiliki potensi untuk tumbuh dalam menghadapi hal-hal baru hingga masa-masa sulit di organisasi.

Deborah Gogliettino, Kepala Fakultas Sumber Daya Manusia di Southern New Hampshire University (SNHU) mengatakan, jika tujuan Anda adalah memengaruhi orang-orang dan organisasi di tingkat atas, maka Anda belajar tentang organizational leadership.

Apa Itu Organizational Leadership?

Sebelumnya, apa itu leadership?

Ada banyak ahli manajemen yang merumuskan definisi-definisi tentang kepemimpinan.

Gareth Jones and Jennifer George (2003:440) menjelaskan leadership adalah proses dimana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasi.

Kita juga bisa melihat arti leadership dari beberapa teori kepemimpinan seperti The Great Man Theory atau Trait Theory.

Organizational leadership merupakan kemampuan seseorang untuk memimpin sekelompok individu dalam menjalankan tugas organisasi.

Menurut Dr. Lowell (Chris) Matthews, profesor asosiasi organizational leadership di SNHU, organizational leadership adalah memimpin dan mengelola individu untuk mencapai tujuan organisasi yang strategis.

Adapun organizational leadership meliputi:

  • Memahami misi sebuah organisasi sejalan dengan kekuatan kelompoknya.
  • Menciptakan rencana strategis sejalan dengan misi organisasi.
  • Menerapkan tujuan dan mempertahankan tim yang akuntabel untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu yang ditetapkan dan sesuai dengan rencana strategis.
  • Menginspirasi tim untuk bekerja sebaik mungkin dan mencapai tujuan yang sama.
  • Mengatasi kekhawatiran internal dari para pemangku kepentingan dan masyarakat luas.
  • Memprediksi tantangan yang akan datang.
  • Berinovasi dalam menghadapi tantangan.
  • Bergerak secara efektif saat keadaan berubah.
  • Tetap tenang di tengah ketidakpastian.
  • Komunikasi secara efektif.
  • Melakukan semua hal di atas dengan memperhatikan inklusivitas, integritas, dan keaslian.

Sedangkan pemimpin, lanjut Matthews, ia harus menjadi people-oriented. Ia adalah agen perubahan yang dapat melihat gambaran besarnya sekaligus memahami proses atau langkah untuk membuat perubahan tersebut.

Ia juga harus memiliki beragam keahlian. Mulai dari belajar keterampilan, pola pikir berkembang, hingga mampu mengembangkan kecerdasan emosional.

Dalam dunia kerja, seorang pemimpin yang baik harus mampu menjalankan tugas perusahaan. Ia dapat memecahkan masalah tim, mendorong tim untuk mencapai tujuan, dan menjalankan terobosan saat kondisi tak menentu seperti saat pandemi Covid-19.

Penerapan Organizational Leadership Itu Penting

Menerapkan organizational leadership adalah hal penting. Pasalnya, konsep ini menawarkan efisiensi, memungkinkan organisasi untuk merencanakan, sekaligus mencapai tujuan. 

Penerapannya pun tak hanya dilakukan di lingkup perusahaan. Melainkan juga lembaga pemerintahan, tim olahraga, organisasi kemasyarakatan, dan lainnya. Berikut ini pentingnya menjalankan organizational leadership:

Memotivasi anggota tim

Anggota tim yang merespon pemimpin mereka dengan cara yang sama akan termotivasi untuk mengembangkan pola pikir, baik untuk diri sendiri maupun organisasi. Mereka juga mampu mempertimbangkan bagaimana cara berkontribusi untuk memajukan organisasi secara keseluruhan.

Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan

Ketika anggota tim tidak merasa tekanan atau bebas mengeluarkan pendapat, maka ide-de baru dan segar akan muncul.

Saat pemimpin mempercayakan anggota timnya untuk memecahkan masalah atau menemukan solusi, mereka mampu mengambil keputusan. Dan bukan tak mungkin organisasi tumbuh secara eksponensial.

Mendorong komunikasi, etika, inklusi, dan rasa hormat

Pemimpin organisasi yang cerdas secara emosional akan mampu berkomunikasi dengan segala cara.

Ia tak sungkan berbagi nilai organisasi dan model komunikasi, etika, inklusi, dan rasa hormat yang diharapkan dari setiap individu.

Ia juga menghargai setiap kontribusi dari masing-masing anggota individu. Karena setiap peran anggota adalah penting dan mereka berkesempatan memajukan organisasi.

Berorientasi pada tujuan

Organizational leadership berorientasi pada tujuan. Sehingga anggota tim akan diberdayakan untuk menjalankan perannya dan mengembangkan solusi yang inovatif.

Sedangkan sang pemimpin akan fokus pada langkah yang lebih besar, yaitu memajukan misi dengan memperhatikan tantangan ke depan.

3 Manfaat Setelah Menjalankan Organizational Leadership

Menjalankan organizational leadership tak bisa dilakukan dalam semalam. Organisasi memerlukan waktu untuk berproses menerapkan sifat kepemimpinan tersebut.

Meski demikian manfaat yang diperoleh setelah menjalankan organizational leadership pun tak main-main, yakni:

1. Kemampuan berkembang sesuai dengan perubahan

Di mana pun kita berada, perubahan akan selalu ada, termasuk di sebuah organisasi. Perubahan bisa menjadi momen kesuksesan atau sebaliknya. Hal itu bisa terjadi di organisasi besar atau kecil. Dan organisasi yang sukses akan membangun sistemnya melalui perubahan.

Ketika terjadi perubahan, perusahaan bisa memanfaatkan kekuatan dan kreativitas tim pada semua lini untuk mengintegrasikan perbaikan.

Salah satunya adalah menerapkan kepemimpinan tak hanya untuk jabatan besar, tetapi juga di seluruh organisasi. Hal ini berfungsi sebagai pemberdayaan para pekerja untuk menggunakan kekuatan kolaboratif. 

Sementara itu, pemimpin yang memiliki jiwa leadership akan menerapkan sistem dan memberdayakan karyawan agar tidak retak. Ia juga merangkul dan bersedia berkembang dengan timnya.

2. Menumbuhkan organisasi dalam skala besar

Manfaat berikutnya adalah menumbuhkan organisasi dalam skala besar.

Tak dipungkiri bahwa setiap pengusaha ingin perusahaannya maju, setiap orang ingin organisasinya bertambah besar, anggota atau karyawannya bertambah, pelanggannya lebih banyak, dan industrinya semakin berkembang. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pemimpin untuk memiliki pengetahuan tentang skalabilitas.

Center for Creative Leadership menyatakan bahwa bakat tunggal yang berada di puncak –sebut saja pemimpin– tidak lagi memegang kendali penting dalam dunia bisnis global saat ini. Hal itu karena scaling atau penskalaan adalah inisiatif yang memengaruhi seluruh organisasi di semua tingkatan.

Maka pemimpin harus menjadi koordinator yang kuat, yang melibatkan anggota tim pada semua proses penskalaan. Topik skalabilitas sejalan dengan penyelarasan sumber daya, yaitu keseimbangan yang dipelajari lebih lanjut melalui praktik langsung dan pendidikan formal.

3. Manajemen sumber daya yang efektif

Organisasi dibangun di atas sumber daya. Sebut saja fasilitas kantor atau pabrik, peralatan untuk ruangan, utilitas, serta aset tambahan seperti kendaraan.

Mengelola biaya yang berwujud tersebut adalah keterampilan yang perlu dipelajari oleh pemimpin. Sehingga sumber daya dapat digunakan untuk membuat keputusan di masa mendatang. 

Namun sumber daya yang paling penting adalah memperkuat penggajian karyawan. Berinvestasi dalam sumber daya ini akan memberikan keuntungan terbaik.

Berdasarkan Laporan Workplace Learning 2018 oleh LinkedIn, terdapat penemuan menarik tentang belajar di tempat kerja.

Survei yang dilakukan kepada para eksekutif menemukan bahwa pemimpin yang mengembangkan bakat harus mengidentifikasi dan membangun keterampilan karyawan untuk proyeksi ke depannya. Sedangkan tren yang berkembang ialah retensi dan terdapat keterlibatan yang lebih holistik dengan pekerjaan dan tempat kerja.

Jika sebuah perusahaan memberitahukan bahwa mereka melatih karyawan untuk tumbuh, hal itu meningkatkan kepercayaan dalam diri karyawan. Mereka merasa dihargai dan memberikan waktu berharganya dalam pekerjaan tersebut.

Dalam hal ini, perusahaan sedang berinvestasi dalam sumber daya yang paling berharga.

Bagaimana Leadership di 2022?

Sejak 2020 hingga saat ini, dunia belum terbebas dari COVID-19. Meski demikian banyak pihak yang beradaptasi di tengah situasi tidak menentu ini. Hal itu terjadi hampir di semua organisasi.

Bagi karyawan, mereka beradaptasi dengan bekerja dari rumah atau jarak jauh, mempelajari keterampilan baru, serta mengakrabi teknologi dan digitalisasi. Situasi itu akan berlanjut pada 2022. Lalu bagaimana dengan sang leader pada tahun mendatang?

Profesor Darden Laura Morgan Roberts, ahli dalam potensi manusia, keragaman dan pengembangan kepemimpinan, mencatat bahwa leadership yang penuh kasih dan responsif dibutuhkan setiap organisasi, baik yang bekerja di kantor atau dari rumah.

Krisis itu berantakan, begitu juga inovasi, lanjut Roberts. Bahkan setelah krisis, akan ada new normal, dan para pemimpin perlu memetakan nilai, perilaku, dan norma lama serta membandingkannya dengan apa yang akan menjadi new normal.

Untuk menumbuhkan perusahaan, manajemen perlu mengadopsi budaya inklusi. Hal tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan mempertahankan bakat serta membangun hubungan dengan komunitas pemangku kepentingan.

Penutup

Organizational leadership tak sekadar kemampuan yang harus dimiliki oleh pemimpin.

Dr. Linda Ellington, Kepala Fakultas Untuk Organizational Leadership di SNHU menjelaskan organizational leadership adalah pola pikir, bakat, rasa cinta, keberanian, dan keinginan seseorang untuk mendorong serta memengaruhi perubahan.

Individu dengan organizational leadership mampu melihat lebih luas dan lebih dalam serta membawa keahlian tingkat lanjut ke pengambilan keputusan dan pemikiran strategis perusahaan.

Comment