Pengembangan karyawan memang merupakan sesuatu yang perlu dilakukan secara kontinu agar karyawan mampu mengembangkan kompetensi dan kinerja lebih baik dari waktu ke waktu, sehingga dapat berkontribusi dengan optimal di perusahaan.
Salah satu bentuk pengembangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan adalah Coaching.
Apa yang dimaksud dengan coaching dan apa saja manfaat menyelenggarakan program ini? Simak penjelasan berikut ini!
Apa yang Dimaksud dengan Coaching?
Menurut Harvard Business Review, coaching memberikan kesempatan untuk bertindak sebagai fasilitas untuk mengkomunikasikan kinerja secara dua arah.
Coaching dalam lingkungan bisnis adalah metode pelatihan dimana individu yang lebih berpengalaman atau terampil memberikan saran dan bimbingan kepada karyawan yang dimaksudkan untuk membantu mengembangkan keterampilan, kinerja, dan karier individu.
Kata kunci dalam coaching adalah siapa yang menetapkan goal yang ingin dicapai. Dalam hal ini, bukan coach yang menentukan goal, tetapi orang yang dibina (coachee). Jadi, coaching yang dimaksud disini bukanlah cara untuk mengajari apalagi memberikan instruksi.
Coaching biasanya melatih seseorang untuk mampu menghasilkan performa yang lebih baik, menjadi pemimpin bagi diri sendiri, menjadi manusia pembelajar, menyesuaikan dengan kondisi sekarang untuk terus berkembang dan tumbuh, serta mengaktualisasikan ide dan pemikirannya, sehingga orang tersebut bisa mengandalkan diri sendiri untuk menghasilkan keputusan dan tindakan yang “lebih” baik lagi.
Coaching dibedakan dari kompetensi SDM yang serupa dengan pendampingan dan konseling (sebagai langkah dalam sistem disiplin progresif). Namun coaching bukanlah training yang umumnya berbentuk kelas. Coaching bukan mentoring, bukan pula terapi atau konseling. Coaching lebih menjurus kepada memfasilitasi melalui bertanya, memberikan feedback dan berperan sebagai ahli.
Perbedaan Coaching dengan Mentoring, Training & Consulting
Seperti dikatakan sebelumnya, proses coaching dan mentoring berbeda. Menurut gambaran yang diberikan laman David Pranata, inilah perbedaan coaching dengan mentoring, training, dan consulting.
Coaching adalah proses ketika Anda dibantu oleh seorang coach untuk mencapai sebuah tujuan/ goal yang Anda tentukan. Seorang coach hanya akan bertanya dan menggali saja kepada klien/ coachee nya. Namun sama sekali tidak memberikan saran atau masukan.
Coach hanya membantu klien untuk berpikir, menimbulkan insight dan menstrukturkan pemikiran mereka. Plus setelah itu dia akan memastikan si klien melakukan apa yang telah dia pikirkan dan katakan.
Kata kuncinya: Mencapai tujuan yang sudah ditetapkan diri sendiri.
Mentoring adalah proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari seorang yang sudah berpengalaman (been there done that) kepada seseorang yang yang ingin belajar di bidang tersebut.
Seorang mentor biasanya adalah seseorang yang memang sudah berpengalaman di bidangnya sehingga bisa menuntun, memberikan tips dan saran. Sehingga akhirnya bisa mempercepat proses belajar Anda dan menghindari Anda membuat kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi.
Kata kuncinya: Berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Consulting adalah ketika Anda meminta bantuan seorang ahli (konsultan) untuk memecahkan masalah yang Anda hadapi.
Bisa jadi ketika Anda menggunakan seorang konsultan, maka konsultan lah yang nantinya mengerjakan keseluruhan pekerjaannya untuk Anda. Mungkin Anda bahkan tidak harus mengetahui caranya, di akhir Anda hanya menerima hasil dari pekerjaannya.
Kata kuncinya: Pemecahan masalah (problem solving).
Training adalah proses transfer skill/ kemampuan kepada para peserta training.
Fokus dalam sebuah training (sering juga disebut workshop) adalah peserta melakukan praktek/ aktivitas dan adanya repetisi. Sebuah skill baru bisa dikuasai jika dipraktekkan dan diulang-ulang untuk semakin mengasah kemampuan peserta.
Kata kuncinya: Proses penguasaan skill/ kemampuan.
Manfaat yang Bisa Didapat dengan Proses Coaching
Memperbaiki Retensi Karyawan
Bagi banyak karyawan, penting untuk mengelilingi diri mereka dengan orang-orang yang ingin melihat mereka berkembang. Menyediakan coach dapat secara signifikan meningkatkan tingkat retensi.
Penelitian dari Deloitte menunjukkan Milenial yang memiliki coach dua kali lebih mungkin untuk tinggal di perusahaan mereka selama lebih dari lima tahun.
Penelitian dari majalah Training juga menegaskan bahwa tingkat retensi meningkat secara signifikan ketika manajer telah menjadwalkan sesi coaching dengan tim mereka dan secara konsisten mengajukan pertanyaan.
Memperbaiki Performa Kerja
Apakah Anda memiliki karyawan yang tampak luar biasa di atas kertas dan lulus wawancara dengan baik, tetapi tidak berkinerja ke level yang Anda harapkan?
Jika demikian, coaching mungkin menjadi jawaban untuk membuka bakat mereka dan mengisi kesenjangan dalam kinerja. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kinerja rata-rata meningkat sebesar 17% pada karyawan yang menerima coaching eksekutif khusus.
Membentuk Komunikasi Positif Di Dalam Organisasi
Mengadopsi gaya percakapan coaching di tempat kerja Anda mendorong komunikasi positif antara semua anggota organisasi Anda.
Baik itu berdiskusi jujur tentang masalah apa pun di tempat kerja, atau menyuarakan ide ambisius kepada anggota lainnya, coaching memudahkan karyawan untuk berbicara dan menangani masalah secara langsung.
Coaching dapat menjadi proses yang berharga bagi para pemimpin untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dan mengambil tindakan positif hari ini untuk menghindari masalah yang semakin membesar.
Percakapan dua arah yang jujur memungkinkan Anda untuk menunjukkan dengan tepat masalah pelanggan/klien, serta mengekspresikan ide Anda sendiri untuk meningkatkan hubungan profesional Anda.
Bagaimana Proses Kerja Coaching?
Brenda Corbett dan Justin Kennedy, Ph.D., menulis bahwa coaching dapat mengubah otak. Karena cara berpikir klien cenderung sama ketika proses coaching, ia akan memilih perilaku dan melakukan praktik baru. Maka jaringan saraf baru terbentuk, lanskap otak berubah, dan praktik yang dulu sulit dilakukan akan menjadi kebiasaan yang mudah.
Kristin Constable, Forbes Councils Member, mengatakan ada empat tahap dalam proses kerja coaching, yaitu:
- Awareness
Coaching menantang cara berpikir seseorang, sehingga ia dapat mempertanyakan cara menjadi sadar dan tidak sadar dan berinteraksi dengan dunia tanpa ego.
- Clarity
Melalui coaching, individu dapat menyebutkan dan mendefinisikan masalah nyata secara berfokus pada satu bagian pada satu waktu serta memisahkan fakta dari perasaan.
- Choice
Coaching memungkinkan seseorang untuk membatasi keyakinan dan mengeksplorasi kemungkinan untuk berubah. Karena coach menciptakan koneksi saraf baru yang mempromosikan cara berpikir dan berperilaku baru.
- Action
Seseorang dapat dapat berkomitmen pada rencana atau latihan untuk memperbaiki cara berpikir dan berperilakunya. Hal itu mendukung cara hidup yang ia inginkan.
Namun hati-hati, tak sedikit cara berpikir peserta yang melompat ke Action. Ia melewati Awareness, Clary, dan/atau Choice. Oleh karena itu, sebelum mmeulai coaching, Anda perlu menentukan tujuan coaching, memilih coach, dan tipe coaching yang sesuai kebutuhan organisasi. Pembahasan tipe coaching di bagian bawah.
Kapan Sebaiknya Perusahaan Menjalankan Program Coaching?
Dalam menjalankan bisnis, meski sudah menetapkan goal, pasti ada saja kendala dan masalah yang timbul. Masalah tersebut kadang membuat kita stuck dalam suatu titik. Sosok coach bisa memberikan feedback yang objektif dan menuntun kita dalam menemukan jalan keluar.
Ada beberapa kondisi lain dimana kita membutuhkan sosok coach, yaitu:
Pertumbuhan bisnis stagnan
Suatu bisnis sudah seharusnya terus bertumbuh dan berkembang, namun ada kalanya pertumbuhan bisnis mengalami stagnan. Tidak masalah di mana Anda berada sekarang, selama jelas ke mana tujuan Anda.
Seorang coach akan membantu Anda mengatasi bidang bisnis yang perlu dipelihara untuk memastikan Anda tetap berada di jalur pertumbuhan yang sehat.
Seorang coach dapat berfungsi sebagai mitra akuntabilitas, membantu Anda melewati tantangan untuk mencapai tujuan Anda.
Ada masalah dalam bisnis yang tidak terselesaikan
Menjalankan bisnis tentu saja tidak terlepas dari berbagai masalah, namun ketika ada suatu masalah dalam bisnis yang tidak terselesaikan, program coaching ini mungkin bisa membantu.
Coach membantu meningkatkan keterampilan manajemen dan kepemimpinan Anda. Seiring pertumbuhan bisnis, peran manajemen akan berkembang menjadi kapasitas yang semakin besar.
Coach akan membantu menavigasi masalah dan keputusan bisnis yang sulit, dan akan membantu menetapkan fondasi sejak awal untuk dapat menangani beberapa badai manajemen besar yang tak terhindarkan di masa depan.
Merasa tidak yakin apakah bisnis sudah dijalankan dengan benar
Seringkali perusahaan tidak yakin apakah bisnis sudah dijalankan dengan benar atau belum. Dengan program coaching, coach akan menantang untuk melihat kembali, berpikir secara berbeda, dan memperluas tujuan Anda.
Coach juga akan memastikan bahwa perusahaan bergerak sesuai dengan jalurnya untuk mencapai tujuan.
Masalah pada marketing
Coach dapat membantu Anda melihat apa yang tidak Anda lihat. Coach bisnis berpengalaman yang memiliki pengalaman dengan branding, strategi pemasaran, dan taktik dapat membantu jika Anda mengalami masalah pada marketing.
Download Konten Spesial dari HR NOTE, GRATIS!
Ada konten khusus untuk pembaca setia HR NOTE. Konten ini menyediakan pendapat kami tentang suatu topik tertentu. Kontennya GRATIS, jadi silakan langsung download! Konten PDF kali ini membahas topik:
-
Apa yang Membedakan On The Job Training Sebelum dan Saat Pandemi?
- Apakah OJT dan Jenis Pelatihan Lain Tetap Penting untuk Dijalankan Di Masa Pandemi?
- Bagaimana Perusahaan Memfasilitasi Kegiatan OJT Di Tengah Pandemi?
Tipe-tipe Coaching
Ternyata coaching memiliki beragam tipe. Berdasarkan laman Positive Psychology, terdapat beberapa tipe coaching yang kerap dijumpai, yaitu sebagai berikut:
Executive coaching
Executive coaching adalah hubungan membantu antara coach dan klien dengan wewenang dan tanggung jawab manajerial dalam suatu organisasi (Kilburg, 1996). Executive coaching terjadi karena berbagai alasan, termasuk integrasi ke dalam peran baru, masalah kinerja, atau konsultasi tentang strategi.
Team coaching
Team coaching adalah keterlibatan coaching dengan seluruh tim, untuk membantu anggota tim mengoordinasikan upaya dan menggunakan sumber daya mereka secara lebih efektif (Traylor, Stahr, & Salas, 2020). Team coaching sering terjadi secara internal dengan pemimpin tim.
Directive coaching
Directive coaching adalah, ketika seorang manajer dengan pengalaman bertahun-tahun memberi tahu karyawan yang lebih muda apa yang harus dilakukan.
Laissez-faire
Laissez-faire coaching melibatkan meninggalkan karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka. Gaya ini cocok ketika anggota tim sangat efektif.
Non-directive coaching
Non-directive coaching menarik kebijaksanaan, wawasan, dan kreativitas dari orang lain melalui mendengarkan, bertanya, dan penilaian. Hal ini tidak datang dengan mudah bagi sebagian besar manajer.
Situational coaching
Situational coaching melibatkan penyeimbangan directive coaching dan non-directive coaching. Penulis merekomendasikan agar manajer terlebih dahulu mempraktikkan pembinaan non-direktif dan kemudian bergantian dengan coaching directive tergantung pada konteksnya.
Penutup
Coaching merupakan salah satu bentuk pelatihan yang berfokus pada penetapan dan pelaksanaan tujuan oleh perusahaan sendiri.
Coaching pun berbeda dengan mentoring, consulting dan training yang masing-masingnya memiliki fokus yang berbeda.
Kemudian dalam memutuskan untuk melakukan program coaching, Anda perlu peka melihat keadaan perusahaan sehingga dapat menentukan program coaching apa yang cocok sehingga memberikan manfaat baik bagi perusahaan.
Download Konten Spesial dari HR NOTE, GRATIS!
Ada konten khusus untuk pembaca setia HR NOTE. Konten ini menyediakan pendapat kami tentang suatu topik tertentu. Kontennya GRATIS, jadi silakan langsung download! Konten PDF kali ini membahas topik:
-
Apa yang Membedakan On The Job Training Sebelum dan Saat Pandemi?
- Apakah OJT dan Jenis Pelatihan Lain Tetap Penting untuk Dijalankan Di Masa Pandemi?
- Bagaimana Perusahaan Memfasilitasi Kegiatan OJT Di Tengah Pandemi?
Comment