2020-2021 adalah masa-masa kelam bagi pelaku bisnis masa kini. Disrupsi pandemi jelas berdampak pada sektor ekonomi, politik, dan juga bisnis.
Meski begitu, tidak mungkin semua berhenti begitu saja. Insting untuk bertahan dan berkembang tidak akan pernah hilang dari organisasi mana pun.
Pada artikel sebelumnya, kita sudah bahas apa itu learning and development. Sekarang, mari kita bahas apa saja tren learning and development yang bisa dicoba di 2022 ini.
Mengapa Perusahaan Perlu Mengadakan Program Learning and Development?
Learning and development (L&D) adalah bagian dari program pengembangan SDM di sebuah organisasi.
Lebih jelasnya, L&D adalah proses sistematik untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan kompetensi karyawan, agar lebih menghasilkan kinerja lebih baik di perusahaan.
Sejak memasuki revolusi industri 4.0, penggunaan teknologi digital semakin marak, namun belum semua bisnis memahami betul pentingnya mengikuti tren yang ditandai dengan teknologi digital ini.
Puncaknya adalah ketika pandemi global menyerang, hampir semua instrumen kehidupan bergantung pada teknologi digital, sistem, internet yang memadai. Tidak hanya itu, pelaku bisnis dipaksa untuk menggunakan kreativitasnya untuk mempertahankan bisnisnya.
Perubahan mendadak tersebut membuat banyak pihak kaget karena mereka menyadari adanya skill gap di dalam organisasi mereka.
Selain skill gap, ini adalah beberapa alasan mengapa perusahaan perlu menjalankan learning and development:
- L&D membuat perusahaan selalu up to date dengan tren bisnis dan siap mengikutinya.
- Adanya program L&D tetap akan membuat karyawan selalu termotivasi untuk selalu berkembang.
- Adanya program L&D di perusahaan akan menarik minat top candidates.
- Program L&D dapat menguatkan budaya perusahaan.
- L&D akan sangat membantu organisasi untuk terus berinovasi.
Pemimpin perusahaan tentu bisa memikirkan berbagai strategi untuk bertahan atau mengembangkan diri, tapi bagaimana dengan anggotanya? Ternyata keterampilan mereka dinilai kurang.
Namun bisnis harus tetap jalan, dan skill gap tersebut harus tertutupi.
Tapi bagaimana? Setelah dihitung-hitung, merekrut orang baru (dengan skill sesuai harapan) terlalu memakan banyak cost.
Sehingga pilihan yang tersedia adalah dengan menengok anggota organisasi Anda (yes, your valuable existing employees), dan mengasah skill mereka hingga bisa menutupi kesenjangan yang ada.
Siapa yang Diuntungkan dalam Learning and Development?
Artikel ini dibuka dengan menyorot sisi perusahaan. Anda mungkin berpikir bahwa menjalankan program learning and development hanya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, karyawan ya bonus saja karena keterampilannya bertambah atau semakin membaik.
Di satu sisi, ya, kita bisa menggunakan point of view seperti itu. Namun, rasanya kurang manusiawi, bukan?
Program learning and development pada dasarnya sangat memberi keuntungan bagi perusahaan dan karyawan. Hanya saja, agar inisiatif tersebut dapat diakhiri dengan win-win-situation, perusahaan sebagai inisiator harus bisa menyelaraskan ekspektasi karyawan juga.
Apa artinya?
Artinya, saat Anda memutuskan untuk merancang program L&D, Anda harus mampu memilih program yang sesuai agar tujuan perusahaan dan tujuan karyawan dapat terpenuhi. Jika beda persepsi, hasilnya bisa jadi tidak seoptimal yang diharapkan.
Ada beberapa pilihan, dan salah satunya adalah dengan menjalankan program learning and development.
Mari kita ulas satu persatu program learning and development apa saja yang bisa Anda terapkan di tahun ini.
Tren Learning and Development 2022
Perlu diingat, dalam ranah learning and development, bidang yang dipelajari dan dikembangkan tidak terbatas pada technical skills saja. Nyatanya justru sebaliknya!
Learning and development biasanya berfokus pada aspek soft skills seperti kepemimpinan, analytical thinking, problem solving, hingga sikap kerja. Semua untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan.
Berikut adalah 6 tren learning and development 2022 yang bisa Anda pertimbangkan:
1. Melatih karyawan untuk beradaptasi dengan hybrid working
Seperti kita tahu, kondisi akibat disrupsi pandemi sudah tidak seburuk tahun 2020 dan 2021. Ada yang bilang, 2022 adalah waktunya bangkit.
Di tahun ini, semakin banyak perusahaan mengadopsi model kerja hybrid (campuran WFO dan WFH). Tapi, apakah perusahaan tahu cara membantu karyawan bekerja secara efektif dengan model ganti-gantian seperti itu?
Dan yang lebih penting, cara memberikan pelatihan pun harus mengikuti model online-offline. Anda bisa memilih blended learning dalam hal ini.
2. Menambahkan materi “life skills”
Meski disebutkan 2022 adalah waktunya bangkit, tapi kita masih di dalam fase perubahan dan penyesuaian.
Kerja fleksibel memang sering diucapkan, namun beberapa pihak menggunakan konsep fleksibel tersebut untuk menyalahgunakan jam kerja. Ini mengakibatkan semakin tingginya kasus burnout dan isu kesehatan lainnya.
Di 2022 ini, belum terlambat untuk mengusung program L&D untuk melatih karyawan lebih menyeimbangkan antara kehidupan pribadinya dengan pekerjaannya. Ini bisa dilakukan dengan mencari coach, mempelajari time-management atau kesehatan mental.
3. Fokus pada upskilling
Upskilling ternyata masih jadi pilihan utama program learning and development, sebagaimana cara ini dinilai tidak memakan biaya besar.
Upskilling untuk karyawan bisa bermacam-macam, misalnya meningkatkan kemampuan berpikir analitik, mengolah data, kepemimpinan, dan sebagainya.
Namun, jangan lupakan tim HRD. Mereka juga perlu mendapat program upskilling untuk bisa memenuhi tantangan manajemen human resources.
4. Fokus pada pelatihan yang dipersonalisasi
Diprediksikan bahwa tahun ini akan semakin banyak perusahaan yang membuat pelatihan atau pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan fleksibilitas karyawan.
Perusahaan akan mencari provider e-learning yang dapat memberikan kebebasan akses kepada karyawan, kapan pun dan di mana pun.
5. Pembelajaran dengan AI
Beberapa tahun terakhir, AI bukan lagi jadi imajinasi atau wacana. Josh Bersin pernah menyebutkan tentang teknologi metaverse dan bagaimana inovasi tersebut akan menjadi pelatuk bagi orang-orang memiliki pengalaman belajar secara virtual.
Tim L&D pun bisa menggunakan AI untuk perusahaan Anda. Namun memang terdapat beberapa pertimbangan, termasuk biaya dan waktu yang cukup untuk menginstal semua perangkat dan melatih tim L&D untuk mengoperasikannya.
6. Menyiapkan diri dengan era Metaverse
Metaverse digambarkan sebagai teknologi yang memungkinkan orang masuk dan berinteraksi secara virtual. Jika teknologi ini berkembang dan berhasil menciptakan ‘dunia’ yang baru, artinya pelaku bisnis bisa jadi akan membutuhkan skill baru.
Yang jelas, virtual reality kini semakin banyak dipakai untuk membantu karyawan mengembangkan skill-nya. Tidak ada salahnya Anda mulai menaruh perhatian pada tren ini.
Penutup
Learning and development berperan penting dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis. Karena program ini lebih ditujukan ke pengembangan karyawan, mungkin jajaran pimpinan akan sulit menilai dampak positifnya ke perusahaan.
Menyiapkan program L&D dari sekarang akan menyelamatkan bisnis lima hingga sepuluh tahun mendatang.
Beberapa tren L&D 2022 yang bisa dicoba meliputi teknologi dan upskilling. Perusahaan bisa menggunakan sistem LMS yang dibangun sendiri, atau menggunakan jasa penyedia pelatihan dan pembelajaran di luar organisasi.
Comment