10 Ciri-Ciri Kinerja Karyawan yang Butuh Perbaikan | | HRPODS

10 Ciri-Ciri Kinerja Karyawan yang Butuh Perbaikan

ciri ciri kinerja karyawan menurun

Strategi manajemen kinerja karyawan yang efektif akan memastikan semua kegiatan dan hasil kerja karyawan selaras dengan tujuan bisnis. Hal ini menjadi sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan produktivitas karyawan.

Kinerja karyawan sendiri adalah ukuran seberapa baik atau buruk seorang karyawan dalam melakukan tugas yang diminta dan seberapa cepat mereka memenuhi tenggat waktu atau persyaratan kerja.

Mengukur kinerja karyawan dapat membantu mengidentifikasi kekurangan potensial dalam program pelatihan karyawan dan memberikan panduan tentang cara meningkatkannya.

Menurut laporan SHRM, lebih dari 85% karyawan tidak memiliki semangat kerja. Mengerikan, bukan?

Dengan demikian, perusahaan perlu menemukan cara untuk memastikan keterlibatan karyawan yang mengarah pada produktivitas karyawan.

Bagaimana cara HR mengenali kinerja karyawan yang menurun?

Pentingnya Mengelola Kinerja Karyawan

Setiap perusahaan ingin memiliki karyawan yang antusias dan ambisius di perusahaan. Para pemimpin juga berharap para karyawan melakukan pekerjaan dengan sempurna dan konsisten melebihi harapan.

Tapi kenyataannya, manusia memiliki kekurangan. Beberapa dari mereka akan merasa kurang termotivasi.

Itulah mengapa, tinjauan kinerja karyawan diperlukan untuk menunjukkan dukungan kepada karyawan. Perusahaan bisa memberikan pelatihan dan pengembangan, serta memberikan penghargaan kepada karyawan.

Dengan mengelola kinerja karyawan, perusahaan bisa membangun kepercayaan dan membuat semua orang merasa lebih didukung dan terlibat.

Jika tidak, karyawan akan cenderung merasa tidak terkoneksi dengan pekerjaan dan peran mereka dalam organisasi. Hal ini tentu dapat menyebabkan turnover yang tinggi.

Mengelola kinerja karyawan membantu perusahaan mengidentifikasi masalah kinerja kritis dan bisa dengan segera memperbaikinya.

Selain itu, ada beberapa manfaat lain terhadap pentingnya mengelola kinerja karyawan, seperti:

  • Menyorot kebutuhan untuk pelatihan
  • Meningkatkan semangat
  • Membantu dengan mengidentifikasi karyawan yang tepat untuk promosi
  • Membantu mendefinisikan jalur karier
  • Mendukung perencanaan ketenagakerjaan
  • Meningkatkan retensi karyawan
  • Menghadirkan otonomi karyawan yang lebih besar
  • Meningkatkan tanggung jawab

Ciri-ciri Kinerja Karyawan Memburuk dan Butuh Perbaikan

Setelah mengetahui dampak kinerja karyawan bagi bisnis, dan sebelum kita bicara tentang cara memperbaikinya, mari simak ciri/tanda kinerja karyawan yang memburuk berikut ini:

1. Kurangnya motivasi dan semangat

Karyawan yang memiliki nilai di bawah rata-rata akan kekurangan motivasi dan antusiasme dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.

Karyawan seperti ini akan akan sulit mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka sendiri dan merasa pekerjaan mereka monoton.

Karyawan ini juga akan sulit diatur karena mereka tidak memiliki fokus yang diperlukan dan tidak dapat terus terlibat sepanjang waktu.

Produktivitas karyawan ini dapat turun secara signifikan dan berdampak terhadap kinerja tim lainnya.

2. Kurangnya peluang untuk pertumbuhan

Setiap karyawan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Beberapa ingin pekerjaan yang stabil, sementara yang lain ingin berkembang di dalam perusahaan.

HR perlu memastikan peluang pertumbuhan ini penting untuk memotivasi karyawan. Tanpa jalur yang jelas menuju kemajuan dalam perusahaan, beberapa karyawan mungkin menunjukkan ciri-ciri kurang termotivasi.

Penting untuk memiliki insentif untuk mendorong karyawan melakukan pekerjaan yang berkualitas. HR bisa mengajukan kenaikan gaji, bonus, atau promosi.

Tentunya, semua hal ini harus dijelaskan sesuai dengan ulasan kinerja dan kebijakan perusahaan.

3. Peningkatan absensi dan penurunan kepuasan

Ketika karyawan mulai sering terlambat, terlihat jelas bahwa mereka mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan tempat kerja.

Seiring meningkatnya absensi, maka manajer perlu memahami bahwa karyawan sedang berjuang dan sulit berkembang di lingkungan kerja mereka.

Alasan utama termasuk kurangnya keseimbangan kehidupan kerja, budaya kerja yang kurang baik, hingga kurangnya penetapan tujuan perusahaan.

Jika hal ini terjadi dari waktu ke waktu, maka karyawan akan memberikan kinerja yang buruk. Hal ini menyebabkan kepuasan kerja yang rendah dalam perusahaan.

4. Kurangnya keanekaragaman dalam tantangan

Tanpa adanya keragaman dalam pekerjaan karyawan, maka rutinitas mereka bisa menjadi hal yang biasa. Hal ini akan menyebabkan kurangnya motivasi yang bisa memengaruhi standar pekerjaan yang ditawarkan.

Selain itu, karyawan akan mudah melakukan mode ‘autopilot’ saat dihadapi dengan tugas yang sama secara terus menerus. Ini akan memengaruhi kinerja karyawan dan membuat mereka kurang bersemangat.

ilustrasi burnout kinerja menurun

5. Gagal memenuhi ekspektasi

Jika karyawan tidak diberikan pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan pengalaman, maka mereka akan kesulitan dalam melakukan pekerjaan dengan baik.

Tanpa tujuan dan tanggung jawab yang jelas, maka karyawan tidak bisa memenuhi ekspektasi.

Menetapkan tujuan yang tidak realistis malah akan menyebabkan kinerja karyawan buruk secara keseluruhan. Akhirnya pekerjaan akan ditinggalkan tanpa memenuhi ekspektasi.

6. Kurang komunikasi

Transparansi tempat kerja sangat dihargai oleh karyawan di masa kini. Terutama jika perusahaan menerapkan sistem kerja jarak jauh.

Hal ini membuat karyawan mengharapkan untuk selalu mendapat arahan dari manajemen di mana mereka bekerja.

Jika karyawan tidak merasa mendapatkan komunikasi yang baik dan tepat, baik terkait performa atau pembaruan SDM, maka mereka akan merasa stress dan tidak mendapatkan kejelasan tentang tujuan perusahaan.

7. Menurunnya produktivitas dan keterlibatan

Keterlibatan karyawan memainkan peran kunci yang sukses dalam perusahaan secara keseluruhan.

Agar karyawan dapat bekerja dengan baik, kerja keras, dan dedikasi yang tinggi, maka mereka harus dievaluasi secara tepat waktu.

Namun, saat kinerja mereka tidak diakui, hal ini akan berdampak pada produktivitas dan sangat mengurangi semangat kerja. Hal ini menyebabkan keterlibatan yang rendah dan berdampak negatif untuk perusahaan.

8. Stress bekerja

Stres dan lelah memang selalu menjadi masalah di dunia kerja, namun semenjak pandemi COVID-19, tentu saja masalah ini menjadi sorotan yang naik ke permukaan.

Sekitar 25% pekerja mengalami kelelahan akibat pandemi, sementara 19% lainnya menderita karena penyebab lain.

Tidak heran, ketika karyawan mengalami kecemasan dan kelelahan yang parah, hal ini akan memengaruhi mereka secara fisik dan mental.

Rasa lelah dan stress akan mencegah mereka melakukan pekerjaan yang dapat berpengaruh pada kinerja dan kualitas pekerjaan secara keseluruhan.

9. Kualitas kerja buruk

Tanda lain dari karyawan yang berkinerja buruk adalah ketika mereka melakukan pekerjaan mereka namun tidak pada tingkat yang mereka inginkan.

Mereka akan kekurangan standar, gagal memenuhi tujuan dari pekerjaan, dan merasa tidak cukup baik.

Apalagi karyawan seperti ini tidak akan membawa pendapat mereka sendiri ke dalam diskusi. Hasilnya, hal ini akan menghambat pertumbuhan karyawan dan kemajuan secara keseluruhan.

Karyawan seperti ini akan menghambat profitabilitas perusahaan.

10. Memiliki masalah pribadi

Beberapa masalah pribadi bisa cukup parah dan memengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaan.

Jika karyawan merasa sedih karena masalah pribadi di luar pekerjaan, maka masalah tersebut bisa memengaruhi fokus mereka. Apalagi jika karyawan mereka sistem pendukung mereka tidak ada.

Maka dari itu, penting untuk mempertimbangkan kesehatan mental karyawan di perusahaan.

Tantangan Pasti dalam Mengelola Kinerja Karyawan

1. Target tidak jelas

Salah satu alasan utama kinerja karyawan yang buruk adalah tidak ada target yang jelas dan realistis.

Tanpa arahan yang jelas dan informasi yang akurat dari pemimpin, karyawan akan cenderung menyimpang dari tujuan dan tanggung jawabnya.

Akibatnya karyawan akan kekurangan motivasi dan antusiasme untuk mengeluarkan hasil yang terbaik dalam diri mereka. Ini mengakibatkan karyawan berbakat dan terampil bisa memiliki kinerja buruk.

2. Kompetensi/skill gap

Masalah kinerja karyawan ini ditemukan di hampir semua perusahaan karena kurangnya bakat yang terampil dengan sikap dan etos kerja yang benar.

Namun, perusahaan biasanya tidak menyadari kesenjangan keterampilan pada individu, posisi, atau kelompok yang mereka kelola.

Akibat dari kurangnya kesadaran ini, para manajer seringkali tidak melihat keterampilan yang dimiliki karyawan karena fokus pada keterampilan yang dibutuhkan perusahaan.

Selain itu, kurangnya orang dan sumber daya yang berkualitas menyebabkan tidak efisiennya kinerja karyawan.

3. Kurangnya komunikasi

Munculnya masalah kinerja karyawan seringkali karena kurangnya komunikasi yang transparan dan pendekatan kerja yang tertutup.

Saat beradaptasi dengan model kerja baru, seperti saat ini, seorang karyawan yang bekerja di perusahaan yang menetapkan model hybrid akan merasa kesulitan dengan semua anggota timnya.

Ini bisa menyebabkan kesalahpahaman. Akibatnya hambatan kolaborasi ini menyebabkan kinerja yang buruk.

4. Performance management system kurang memadai

Banyak karyawan sering kali tidak menyadari bahwa kinerja mereka jauh dari standar yang diminta. Tanpa adanya informasi, maka mereka tidak bisa memperbaikinya.

Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk mengadakan sesi umpan balik secara teratur sehingga manajer dapat mengelola kinerja karyawan di setiap kesempatan.

Jika masalah ini tidak ditangani dengan tepat waktu, maka masalah akan lebih parah. Ketika satu orang karyawan tidak dikelola dengan sistem manajemen yang baik, maka seluruh organisasi dan produktivitas bisa terpengaruh.

Penutup

Memiliki karyawan yang berkinerja buruk memerlukan rencana tindakan yang baik untuk membantu manajer.

Dengan meningkatkan kinerja dan memantau karyawan yang kurang terlibat dalam proses di perusahaan adalah sebuah prioritas.

Maka dari itu, HR perlu memiliki sistem manajemen bakat yang tepat, yang membantu meningkatkan semangat dan keterlibatan karyawan.

Comment