Artificial Intelligence telah merampingkan banyak hal, termasuk membantu pekerjaan HR. Praktisi HR dapat menggunakan kecerdasan buatan untuk proses rekrutmen, training and development, hingga mengelola administrasi karyawan.
Dampaknya, Artificial Intelligence memudahkan pekerjaan, menghemat waktu, dan meminimalisir kesalahan. Berdasarkan laporan Gartner pada 2017, AI dapat menghilangkan 1,8 juta pekerjaan tingkat menengah dan rendah dalam beberapa tahun ke depan. Di sisi lain, AI menciptakan 2,3 juta pekerjaan tambahan pada 2020.
Sedangkan Ken Lazarus, CEO Scout Exchange, marketplace rekrutmen berbasis Artificial Intelligence di Amerika Serikat, berpendapat bahwa AI tidak akan menggantikan semua pekerjaan HR, tetapi akan menyebabkan perubahan dan gangguan yang signifikan, termasuk penghapusan beberapa pekerjaan.
Definisi Artificial Intelligence
Artificial Intelligence merupakan bidang ilmu komputer yang memungkinkan mesin berpikir seperti manusia. Tujuannya mesin dapat memecahkan masalah kognitif yang biasanya terkait dengan kecerdasan manusia.
AI bekerja dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin (machine learning) yang meniru fungsi kognitif manusia. Dengan demikian AI mampu mengerjakan berbagai tugas berpikir manusia yang mencakup pembelajaran, pemecahan masalah, penalaran, hingga pemrosesan bahasa.
Penggunaan AI telah diterapkan di berbagai sektor industri, seperti keuangan, ritel, kesehatan, energi, hingga transportasi. Biasanya, perusahaan menyandingkan AI dengan data-data dan beragam informasi, sehingga mereka dapat bekerja lebih efisien.
Peran Artificial Intelligence dalam Pekerjaan HR
AI mampu mengotomatisasi dalam skala besar, sehingga ia bisa menghilangkan beberapa pekerjaan. Apakah ini ancaman? Bisa jadi, tetapi pekerjaan AI terbatas pada tugas-tugas yang berulang dan tak memerlukan campur tangan manusia terlalu sering.
Lazarus menambahkan AI memang dapat melakukan otomatisasi, seperti melakukan penyaringan CV dan penjadwalan interview. Namun hal-hal terkait komunikasi atau memutuskan penerimaan kandidat masih menjadi tugas HR.
Berikut ini peran AI dalam membantu pekerjaan HR:
HR Administration
AI dapat berperan dalam HR administration, terutama yang sifat kerjanya berulang dan volumenya tinggi. Mulai dari manajemen kehadiran, hak karyawan, data kinerja, informasi gaji, manajemen timesheet, dan lainnya.
Human Resources Information System (HRIS) dan Applicant Tracking System (ATS) yang mengadopsi teknologi AI akan menghasilkan pesan otomatis pada status aplikasi kandidat, memberitahu manajer HR jika terdapat kandidat yang sesuai kriteria, mengotomatisasi jadwal wawancara, dan masih banyak lagi.
Talent Acquisition
AI berperan dalam talent acquisition. Menurut laporan CEIPAL, perusahaan penyedia SaaS, dua pertiga dari semua perusahaan staf akan mengadopsi ATS berbasis AI pada akhir 2020. ATS dengan teknologi AI memberikan peringkat atau skor pada kandidat potensial, berdasarkan kriteria yang diinginkan.
Bahkan AI dapat mengidentifikasi kandidat pasif (berminat pada lowongan kerja, tetapi urung mengirimkan aplikasi). Caranya dengan menggunakan analisis data daring yang mencakup pendidikan, pengalaman, keahlian, rekomendasi, media sosial, dan lainnya.
Learning and Development
Manajemen learning and development yang diperkuat dengan AI menciptakan jenis pembelajaran berdasarkan kebutuhan maupun keahlian karyawan.
AI juga dapat mengidentifikasi dan merekomendasikan program pelatihan untuk karyawan dengan menganalisis peringkat dan merekomendasikan program yang mungkin disukai oleh karyawan. Cara kerja tersebut mirip konsep di e-commerce atau layanan video streaming, yang merekomendasikan produk atau tontonan kepada penggunanya.
Employee engagement
Employee engagement dianggap sebagai faktor penting yang mendorong produktivitas dan retensi karyawan. Dalam hal ini, AI bisa diaplikasikan pada chatbot atau platform komunikasi lainnya.
Chatbot yang didukung AI mampu memahami pertanyaan manusia, sehingga karyawan bisa bertanya kapan saja kepada HR dan sistem akan menjawabnya meski ada pertanyaan yang sama.
Di platform tesebut, HR dapat mengecek umpan balik maupun saran karyawan serta menilai motivasi karyawan, perselisihan, kinerja, promosi, hingga kompensasi. Alhasil HR menghemat waktu dalam menjawab pertanyaan, proaktif memperbaiki masalah karyawan, dan mencegah pergantian karyawan yang tinggi.
Manfaat Artificial Intelligence
Pada 2019, Oracle and Future Workplace melaporkan praktisi HR menyambut baik integrasi AI dalam proses kerja mereka. Sebanyak 65% pekerja optimis, bersemangat, dan bersyukur memiliki rekan kerja robot, dan hampir seperempatnya melaporkan memiliki hubungan harmonis dan puas dengan AI di tempat kerja.
Penelitian di atas menunjukkan bahwa Artificial Intelligence bermanfaat bagi HR. Karena AI mampu meningkatkan kinerja HR lebih baik, seperti di bawah ini.
Penasihat HR
Bayangkan jika Anda memiliki penasihat pribadi yang memberikan nasihat tentang dunia HR? Betapa menyenangkan jika si penasihat mempermudah pekerjaan Anda.
Penasihat tersebut adalah AI. AI akan menyaring ribuan aplikasi lebih cepat dibanding manusia, merekomendasikan kandidat yang tepat dengan algoritma, serta menganalisis dan mengevaluasi pengalaman, kemampuan, hingga keterampilan kandidat.
Penasihat ini meminimalisir kesalahan yang dapat dibuat oleh HR ketika merekrut kandidat.
Analisis tenaga kerja
Manfaat lain dari AI adalah analisis ketenagakerjaan. Jayson Saba, Senior Director of Product Marketing Kronos, mengatakan tim HR dapat menggunakan AI dengan memanfaatkan data tenaga kerja transaksional untuk memprediksi potensi karyawan, kelelahan kerja, keterlibatan karyawan, hingga risiko kerja.
Data tersebut bisa dipakai oleh para manajer untuk meningkatkan kinerja tim sekaligus memengaruhi keberhasilan karyawan dan perusahaan. Mereka dapat membuat strategi pengelolaan tenaga kerja, seperti mengatur jadwal kerja terutama mereka yang bekerja sebagai frontliner, meningkatkan produktivitas, dan mempertahankan karyawan terbaiknya.
Memilih karyawan berkualitas
AI tak hanya memilih kandidat yang sesuai kriteria perusahaan. AI juga dapat memilih karyawan berkualitas untuk memperoleh promosi atau kenaikan jabatan.
Merencanakan kesuksesan perusahaan
Bagaimana AI merencanakan kesuksesan perusahaan? Hal itu bisa bermula dari divisi HR.
Michael Cohen, Chief Product Officer di Achievers, mengatakan AI memberikan HR sumber daya dan insight dari karyawan. Dari hal itu, HR akan menganalisis dan membuat keputusan untuk mendukung kebutuhan karyawan. Sehingga kinerjanya meningkat dan menurunkan turnover.
“Respon Covid-19 telah mengubah cara kita bekerja dan meningkatkan kebutuhan akan teknologi untuk menghubungkan pekerja di semua tingkat organisasi. AI adalah salah satu cara kami dapat menghubungkan seluruh populasi karyawan dan memahami apa yang mereka butuhkan,” ujar Cohen.
Menciptakan pembelajaran adaptif
AI akan bermanfaat bagi HR yang bertugas dalam bidang learning and development. Pasalnya, AI menciptakan program pembelajaran adaptif yang mampu memenuhi kebutuhan karyawan.
Elizabeth Greene, Director of Global Learning and Development di ON Semiconductor, mengatakan AI mendukung keterampilan individu seperti menganalisis, berpikir kritis, membuat strategi, sadar terhadap budaya, dan mengebangkan kecerdasan emosional.
Cara mengadopsi AI dalam program pembelajaran adaptif, antara lain:
- Personalisasi perjalanan pembelajaran berdasarkan pekerjaan, keahlian, dan rencana pengembangan dan tujuan masa depan.
- Menetapkan tugas dan proyek lintas divisi berdasarkan keahlian karyawan melalui saluran pembelajaran.
- Mencocokan pekerjaan dan rekomendasi berdasarkan relevansi kebutuhan karyawan.
- Menyediakan chatbot untuk karyawan dan pimpinan untuk memenuhi informasi memadai.
Kolaborasi Artificial Intelligence di Divisi HR
Bukan rahasia lagi, jika Artificial Intelligence berperan dalam peningkatan kinerja HR. Namun AI bukanlah ancaman atau menyingkirkan pekerjaan Anda.
Jika dilihat dari peran dan manfaat, sudah saatnya divisi HR berkolaborasi dengan AI. bagaimana kolaborasi itu terjadi?
AI bekerjasama dengan manusia
Meski teknologi mampu melakukan beberapa pekerjaan, kehadiran AI tidak pernah bisa menggantikan manusia.
Memang, AI mengotomatisasi tugas HR sehari-hari, tetapi AI diciptakan, diprogram, dan dikelola oleh manusia. Apa artinya?
Tim HR harus mampu menyesuaikan diri untuk bekerjasama dengan sesama manusia dan mesin (AI). Anda harus cepat membekali diri dengan keterampilan baru untuk mengelola antarmuka antara teknologi dan manusia.
HR mendorong perubahan
HR berperan penting dalam mendorong perubahan yang efektif di tempat kerja. Termasuk perubahan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi seperti AI.
Oleh karena itu, tim HR perlu memahami cara kerja AI dan memperkenalkannya kepada para karyawan melalui strategi komunikasi yang jelas, meningkatan keterampilan, serta pelatihan agar mereka tetap relevan dan kompetitif.
Bias AI dalam HR
Mesin AI tidak diciptakan untuk melakukan bias. Namun jika Anda memberikan data-data yang tidak diseleksi secara terus menerus, AI akan memproduksi algoritma bias.
Misalnya HR fokus pada data kandidat dari lulusan universitas tertentu atau pernah bekerja di perusahaan terbuka dan mengesampingkan kemampuan kandidat. Akibatnya HR akan memperoleh data bias yang mengabaikan kandidat yang bukan berasal dari universitas terkemuka, tetapi kemampuannya sangat mumpuni.
Hal itu terjadi karena AI tak memiliki kemampuan yang sama seperti manusia ketika membuat keputusan. Seperti laporan Chartered Insurance Institute (CII) menemukan bias gender dalam kumpulan data yang digunakan untuk algoritma AI.
Caitlin McGregor, salah satu pendiri dan CEO di Plum, mengatakan HR harus mengalihkan perhatiannya ke pelatihan data yang akan digunakan pada machine learning. Hal itu bertujuan agar AI memiliki hasil yang efektif dan adil.
Penutup
Artificial Intelligence mampu mengerjakan tugas administratif HR, seperti menyaring CV, talent acquisition, dan penilaian kerja. Namun pekerjaan HR masih memerlukan manusia dalam pengambilan keputusan serta tugas strategis lainnya.
Comment